Sabtu, 09 Januari 2016

Membangun Corporate Image melalui IMC part 2

Membangun Citra Perusahaan Lewat Berbagai Media


PT. Kenari Djaja Prima yang bergerak di bidang usaha perlengkapan bangunan, termasuk sangat concern terhadap citra perusahaan. Kenari Djaja selalu ingin menjadi perusahaan yang mendapat citra positif yang didapat dari publik. Untuk membangun image, mereka harus berhubungan dengan publik. Tidak sekadar berhubungan, tapi juga menjaganya supaya tetap berkelanjutan. Maka dari itu kenari djaja mulai merambah dunia digital dengan memanfaatkan media sosial sebagai media komunikasi kepada publik.

Perusahaan tersebut menggunakan hampir seluruh media sosial yang ada ,  yaitu : twitter, Facebook, Google+ , Instagram dan Youtube. "Sekarang zamannya digital dan online, kita pun harus berubah agar tidak kehilangan konsumen " ujar direktur Kenari Djaja. Media sosial digunakan untuk membangun citra perusahaan dengan cara memposting produk-produk andalan dan berkualitas tinggi yang dimiliki perusahaan. Melalui media sosial pula dapat berbagi informasi kegiatan sosisal dan CSR yang dilakukan, sehingga publik bisa melihat perusahaan mempunya rasa sosial dan saling berbagi yang tinggi.

Selain menggunakan kanal-kanal online, kenari djaja menggunakan media komunikasi konvensional untuk berkomunikasi sekaligus berpromosi. Aktivitas above the line dengan cara beriklan di media massa masih menjadi strategi untuk membangun image. Kegiatan ATL meraih porsi lebih besar dibandingkan dengan below the line, dengan perbandingan 60:40.

Kenari djaja lebih sering mengadakan event-event yang berbentuk pameran dan seminar yang mempunyaimisi memberikan edukasi kepada publik. Edukasinya banyak terkait pemakaian dan pemasangan yang tidak benar bukan masalah produk. Seminar yang dibuat terbagi ke 2 segmen yaitu seminar untuk segmen profesional dan segmen mahasiswa.

Layanan berkualitas yang dihadirkan kenari djaja bagi konsumennya juga meningkatkan citra perusahaan. Konsepnya tidak hanya sekadar mejual produk saja melainkan memberikan jasa dan layanan bantuan kepada konsumen. Melalui itu maka hubungan antara penjual dan pembeli tidak putus begitu saja. Menurut Hendry, salah satu layanan andalan yang diberikan ke konsumen adalah layanan 24 jam, layanan ini adalah bentuk komitmen dari kenari djaja untuk selalu memberikan yang terbaik bagi pelanggan.

Ketika disinggung mengenai 4 dimesi untuk mengukur citra perusahaan, Hendry melihat hampir seluruhya menjadi fokus utama kenari djaja. Quality baginya adalah kualitas produk yang dihasilkan dan kenari djaja selalu menghadirkan produk terbaik. Performance berkaitan dengan kiprah kenari djaja yang selama hampir 50 thn bisa bertahan berkat performa perusahaan yang baik dan stabil. 

Untuk responsibility itu berkaitan dengan layanan purnajual, kami selalu bertanggung jawab atas masalah yang dialami pelanggan. Ketika ke 3 hal tersebut lengkap, maka otomatis kami mendapat attractiveness dan perhatian yang tinggi dari publik karena kami perusahaan yang berkualitas tutupnya.

Jumat, 08 Januari 2016

Membangun Corporate Image Melalui IMC

Bertumpu pada Empat Pilar

Dengan reputasi yang baik korporasi bisa mendulang berbagai manfaat, seperti mampu menciptkan lebih banyak pelanggan loyal dan merekrut karyawan berkualitas. Bahkan, di saat krisis, perusahaan dengan image positif lebih mampu bertahan.

Sungguh beruntung perusahaan yang memiliki image yang positif. Dengan image yang positif perusahaan akan lebih mudah meraih kesuksesan. Image yang positif tentu tidak begitu saja turun dari langit, melainkan hasil dari serangkaian strategi yang dibangun secara telaten dan konsisten.

Image perusahaan biasanya dibangun berdasarkan nilai-nilai yang menjadi credo sebuah perusahaan. Di perusahaan Lysaght, yang merupakan bagian dari bluscope global, nilai atau value yang ingin dikembangkan adatlah "Our Bond". Our Bond menjadi pijakan dasar bagi bluescope dan lysaght dalam menjalankan roda bisnisnya.

Seperti tertera dalam website resmi bluescope, our bond di terjemahkan ke dalam empat pilar. Keempat pilar tersebut mencakup Our customer are our partners, Our people are our strength, Our shareholders are our foundations, dan Our communities are our homes.

Susanto Samsudin, Presiden Direktur PT NS Bluescope Lysaght Indonesia, mengatakan image yang baik akan mendantangkan manfaat ganda bagi perusahaan. Di satu sisi, image yang baik akan memudahkan perusahaan medapatkan pelanggan setia, di sisi lain perusahaan juga akan mudah mendapatkan karyawan yang berkualitas. Hal ini tentunya sesuai dengan dua dari prinsip Our Bond (Our Customers are our partner , Our people are our strength).

Citra perusahaan yang positif juga akan membuat strategi marketing berjalan lebih efektif. Jika pesaing menjual produk yang sama dengan harga yang lebih rendah, pelanggan akan tetap memilih kami, karena reputasi kami mengharuskan kami menjual produk dan pelayanan yang berkualitas , Jelas susanto dalam e-mail yang dikirim ke redaksi Marketing.

Daya tahan perusahaan biasanya diuji pada masa-masa sulit atau krisis. Perusahaan yang memiliki image yang positif biasanya mampu bertahan dibandingkan perusahaan dengan reputasi seadanya. "Kami mampu menghadapi tantangan yang sulit dan pada saat yang sama berurusan satu sama lain dengan sikap hormat. Reputasi kami telah menjadi pelindung kami", lanjut dia.

Dalam membangun image diperlukan saluran komunikasi.Berkembangnya teknologi digital mau tidak mau membuat Lysaght menengok media digital. Selain mengoptimalkan website perusahaan sebagai jendela informasi di ranah digital, Lysaght juga melirik media sosial. Selain media digital , Lysaght menempuh strategi lain seperti melalui program corporate social responsibillity dan aktivitas below the line berupa seminar edukasi produk, pelatihan, dan customer gathering.

Ada 4 parameter dalam mengukur citra perusahaan yaitu Quality , Performance , Responsibility dan Attractiveness. Ketika ditanyakan mana dari keempat parameter tersebut yang menjadi fokus prioritas Lysaght, dia mengatakan ke 4 dimensi tersebut menjadi bagian dari fokus dalam membangung reputasi atau citra perusahaan.


Jumat, 16 Oktober 2015

Strategi Membangun Citra Perushaan



Memahami bahwa keberhasilan perusahaan tidak hanya tergantung pada mutu produk dan jasanya saja tapi juga pada kepiawaian membangun citra dari perushaannya. Maka seharusnya setiap perusahaan perlu mengetahui dan membangun citranya di masyarakat. Definisi citra itu sendiri menurut beberapa tokoh adalah:
a.       Frank Jefkins, dalam Public Relations Techniques, mengatakan:
“ The Impressions of an organizations based on knowledge an experience”. (1994,Hal.321)
b.      Donald K. Robert (Rakhmat,2007,Hal.223), mengatakan:
“Representing the totality of all information about the world any individual has processed, organized and stored”
Dari pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa citra perusahaan adalah karakter perusahaan yang dibangun untuk memperoleh kesan dari publik, baik internal maupun eksternal. Bagi publik internal, citra perusahaan dibangun untuk memperoleh persepsi yang baik tentang perusahaan dan menciptakan loyalitas karyawan. Sedangkan bagi publik eksternal, citra perusahaan dibangun untuk tujuan agar perusahaan dapat diterima secara positif di tengah-tengah publiknya. Citra itu sendiri merupakan sesuatu yang abstrak yang tidak bisa dinilai secara matematis, karena berada dalam pikiran atau perasaan para konsumen dan publiknya.
            Satu hal yang perlu dipahami berkaitan dengan proses terbentuknya citra perusahaan adalah adanya persepsi terhadap realitas. Karenanya untuk mendapatkan citra yang diinginkan oleh manajemen perusahaan, menurut Kotler, ada 3 proses seleksi ketika mempersepsikan sesuatu, yakni:
a.       Selective attention, dimana seseorang akan mempersepsikan sesuatu berdasarkan perhatiannya. Dalam hal ini publik relations harus mampu menciptkan informasi sesuai kebutuhan media masa dan mampu menarik perhatian target audiences.
b.      Selective distortion, dimana ada kecenderungan seseorang untuk memilah-milah informasi berdasarkan kepentingan pribadinya dan menterjamahkan informasi berdasarkan pola pikir sebelumnya yang berkaitan dengan informasi tersebut.
c.       Selective retentions, dimana seseorang akan mudah mengingat informasi yang diberikan secara berulang-ulang. Maka public relation dalam hal ini dituntut untuk mampu membuat informasi yang tidak membosankan meskipun disampaikan berulang-ulang.
1.    Public Relations
Suatu perusahaan sangat memerlukan adanya komunikasi timbal balik untuk mencapai tujuannya, terjalinnya komunikasi timbal balik tersebut dapat dilakukan dengan adanya public relations. Artinya menjadi hal yang utama bagi public relations untuk mampu mengemban fungsi dan tugasnya dalam melaksanakan hubungan komunikasi ke dalam, yaitu upaya membina hubungan yang harmonis antara pimpinan manajemen dengan para karyawan, dan antara pimpinan dengan pemilik perusahaan atau sebaliknya. Begitu juga kemampuannya untuk menjembatani atau membangun hubungan komunikasi dengan masyarakat luar sebagai publiknya yang pada akhirnya dapat menentukan sukses atau tidaknya tujuan dan citra yang hendak dicapai oleh perusahaan.
Diperlukan waktu yang tidak sedikit untuk membentuk sebuah citra. Citra akan mampu terlihat atau terbentuk melalui strategi komunikasi yang tepat. Proses pembentukan citra dimulai dari penerimaan secara fisik (panca indra) masuk ke saringan perhatian (attention filter) dan dari situ menghasilkan pesan yang dapat dimengerti atau dilihat (perceived message), yang kemudian berubah menjadi persepsi dan akhirnya citra (M.Wayne de Lozier, 1976:44)
Strategi Public Relations hanya dengan menanamkan kepercayaan kepada publik saja tidakl cukup untuk memperoleh citra positif. Citra positif yang sudah dibangun perlu dipertahankan dan dimaintain, karena erat kaitannnya dengan reputasi perusahaan. Begitu kepercayaan publik luntur karena reputasi yang negatif, maka akan sulit untuk memulihkan kepercayaan tersebut.
Pelaksanaan strategi yang tepat melalaui program media relations perusahaan dapat meningkatkan publisitas perusahaan dihadapan stakeholders, dengan menanamkan kepercayaan serta membangun reputasi positif merupakan cara memperoleh citra positif.
 Keberhasilan pekerjaan Public Relations dalam memperoleh publisitas dapat diperoleh dari hubungan yang harmonis dengan media. Tidak dapat dipungkiri, bahwa peran media sangat vital dalam publisitas dan pencitraan dimata publik. Hubungan yang sifatnya simboiosis mutualisme kepada media perlu dibangun. Media memanfaatkan relasinya dengan Public Relations untuk memperoleh informasi perusahaan yang up to date, original, dan akurat serta dapat dipertanggungjawabkan. Hubungan yang saling menguntungkan akan memiliki dampak positif bagi Public Relations dan media. Melalui media relations citra positif perusahaan dapat dibangun.
2.    Corporate Social Responsibilty

Setiap perusahaan harus memiliki komitmen yang kuat terkait dengan corporate social responsibility. Sedikit saja perusahaan membuat kesalahan, publik akan bertindak dan mengambil sikap tegas atas kesalahan tersebut. Adanya hubungan yang baik dengan publik membuat perusahaan lebih aman dalam melakukan aktifitas perusahaanya. Hubungan dengan publik dapat terjalin baik jika perusahaan mampu menunjukkan perilakunya yang bertanggungjawab.

            Corporate social responsibility adalah komitmen perusahaan atau dunia bisnis untuk berkontribusi dalam pembangunan ekonomi yang berkelanjutan dengan memperhatikan tanggung jawab sosial perusahaan dan menitikberatkan pada keseimbangan antara perhatian terhadap aspek ekonomis, sosial dan lingkungan.



Contoh Perusahaan:
PT. Kompas Gramedia

Strategi Public Relation PT. Kompas Gramedia
PT. Kompas Gramedia mengguakan public relation agar lebih fokus dalam melakukan promosi Bentara Budaya Jakarta yang bertujuan pada membentuk citra positif perusahaan di mata masyarakat, menyangkut unsur-unsur citra baik, itikad baik, saling pengertian, saling mempercayai, saling menghargai dan toleransi dengan melakukan pemeliharaan organisasi dengan pihak eksternal.
Bantara budaya jakarta saat ini sedang mempersiapkan strategi untuk membangun citra perusahaan kompas gramedia dalam bidang seni dan kebudayaan tradisional.
“Saat ini Bentara Budaya Jakarta akan lebih fokus kepada kesenian dan kebudayaan betawi. Karena betawi merupakan ciri khas Jakarta. Maka kami akan mengembangkannya agar membedakan kebudayaan asli yang ada di Jakarta.”
Dengan adanya Bentara Budaya Jakarta ini publik menilai bahwa PT. Kompas Gramedia peduli dengan seni dan kebudayaan tradisional, peduli dengan seniman-seniman yang terpinggirkan. Di beberapa tempat seperti Yogyakarta yang merupaan kota kecil namun banyak seniman yang terlahir disana. Sehingga Bentara Budaya berusaha membatu mereka dengan memberikan tempat dan fasilitas yang mereka bisa gunakan untuk pameran atau workshop dan lainnya
PT. Kompas Gramedia memiliki citra yang baik di masyarakat sekitar, seperti

contohnya PT. Kompas Gramedia mendapatkan penghargaan dalam bidang corporate social responsibility dari walikota jakarta pusat yaitu Bapak Saefullah. Penghargaan tersebut diberikan kepada PT.Kompas Gramedia karena perusahaan ini dinilai peduli dengan lingkungan sosial. Sebab Jakarta Pusat memiliki persoalan sosial yang cukup kompleks, maka walikota jakarta pusat berharap agar program-program corporater social responsibility yang ada untuk dilanjutkan dan lebih ditingkatkan lagi inesitas dan dananya

sources:

Jenis - Jenis Citra Perusahaan

Citra Perusahaan adalah sebuah gambaran dari suatu perusahaan atau organisasi yang terdapat pada benak seseorang secara sadar atau tidak sadar yang didapat berdasarkan impresi, kesan, perasaan dan pengalaman yang telah diterima.

Citra dalam perusahaan dibuat sedemikian rupa bertujuan untuk perusahaan mudah dikenal dan diingat  oleh orang - orang. Tetapi perlu berhati - hati dalam membangun citra, karena konsumen atau orang - oranglah yang akan menentukan citra itu sendiri bagi sebuah perusahaan atau organisasi.


Ada beberapa jenis citra menurut Frank Jefkins yaitu:

  1. Mirror Image (Citra Bayangan). Citra ini melekat pada orang dalam atau anggota-anggota organisasi – biasanya adalah pemimpinnya – mengenai anggapan pihak luar tentang organisasinya. Dalam kalimat lain, citra bayangan adalah citra yang dianut oleh orang dalam mengenai pandangan luar, terhadap organisasinya. Citra ini seringkali tidak tepat, bahkan hanya sekedar ilusi, sebagai akibat dari tidak memadainya informasi, pengetahuan ataupun pemahaman yang dimiliki oleh kalangan dalam organisasi itu mengenai pendapat atau pandangan pihak-pihak luar. Dalam situasi yang biasa, sering muncul fantasi semua orang menyukai kita.
  2. Current Image (Citra yang Berlaku). Citra yang berlaku adalah suatu citra atau pandangan yang dianut oleh pihak-pihak luar mengenai suatu organisasi. Citra ini sepenuhnya ditentukan oleh banyak-sedikitnya informasi yang dimiliki oleh mereka yang mempercayainya.
  3. Multiple Image (Citra Majemuk). Yaitu adanya image yang bermacam-macam dari publiknya terhadap organisasi tertentu yang ditimbulkan oleh mereka yang mewakili organisasi kita dengan tingkah laku yang berbeda-beda atau tidak seirama dengan tujuan atau asas organisasi kita.
  4. Corporate Image (Citra Perusahaan). Apa yang dimaksud dengan citra perusahaan adalah citra dari suatu organisasi secara keseluruhan, jadi bukan sekedar citra atas produk dan pelayanannya.
  5. Wish Image (Citra Yang Diharapkan). Citra harapan adalah suatu citra yang diinginkan oleh pihak manajemen atau suatu organisasi. Citra yang diharapkn biasanya dirumuskan dan diterapkan untuk sesuatu yang relatif baru, ketika khalayak belum memiliki informasi yang memadai mengenainya.

Jumat, 25 September 2015

Image & Reputation Management

Image result for image and reputation management 


Citra merupakan kesan psikologis dan gambaran dari berbagai kegiatan suatu perusahaan di mata khalayak publiknya yang berdasarkan pengetahuan, tanggapan serta pengalaman-pengalaman yang telah diterimanya.
Penilaian tertentu terhadap citra perusahaan oleh publiknya bisa berbentuk citra baik, sedang dan buruk.

Nguyen & Leblanc : “Corporate image is described as overall impression made on the minds of the public about organization. It is related to business name, architecture, variety of product/services, tradition, ideology, an to the impression of quality commuicated by each employee interacting with the organization’s clients“. 
 
Dowling : “corporate image is a set of beliefs and feeling about an organizations.

Kotler : corporate image is the consumer’s response to the total offering and is defined as a sum the belief, ideas, and impressions that a public has an organization.“  



Citra perusahaan yang baik tidak dapat dibeli tapi didapat oleh perusahaan-perusahaan yang memiliki reputasi bagus. Umumnya perusahaan dengan reputasi yang baik memiliki enam hal, yaitu:  
1. Hubungan baik dengan pemuka masyarakat,  
2. Hubungan positif dengan pemerintah setempat,
3. Resiko krisis yang lebih baik, 
4. Rasa kebanggan dalam organisasi dan di antara khalayak sasaran,
5. Saling pengertian antara khalayak sasaran baik internal maupun eksternal, 
6. Meningkatkan kesetiaan para staff perusahaan (Sagala, 2012)

Dengan demikian citra merupakan salah satu aset terpenting dari perusahaan atau organisasi yang selayaknya terus menerus dibangun dan dipelihara. Citra yang baik merupakan perangkat kuat, bukan hanya untuk menarik konsumen dalam memilih produk atau perusahaan, melainkan juga dapat memperbaiki sikap dan kepuasan pelanggan terhadap perusahaan. 



Reputasi adalah bukti dari penggambaran-penggambaran citra yang telah ditunjukkan kepada masyarakat  (Dowling). Reputasi sangat mempengaruhi sebuah perusahaan atau organisasi, karena reputasi ini yang menentukan tingkat kepercayaan seseorang. Sehingga reputasi perlu di bangun sebaik mungkin untuk dapat menjadi sebuah keyakinan bagi masyarakat. 


Professor John Kay (Reputation is the principal means through which a market economy deals with consumer ignorance)

John Dalton (Reputation is the sum values that stakeholders attribute to a company, based on their perception and interpretation of the image that the company communicates over time)
Professor Gary Davies  (Reputation is a collective term referring to all stakeholders’ views of corporate reputation, including identity and image Reputation = experience – expectations)

Pembangunan sebuah citra dan reputasi akan sangat berpengaruh untuk perusahaan atau organisasi yang dijalankan. Sehingga diperlukan ketaatan, kesabaran dan giat untuk menjalani proses demi proses untuk dapat membangun citra dan reputasi yang sangat baik.
Apabila masyarakat sudah bisa menggambarkan perusahaan kita dan kita memiliki tingkat reputasi yang baik, maka itu akan memudahkan kita sendiri untuk mencapai keberhasilan perusahaan dan organisasi.







 

 sources:

http://frommarketing.blogspot.co.id/2009/10/beberapa-pengertian-citra-perusahaan.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Citra_perusahaan
http://www.academia.edu/5809607/Manajemen_Citra_Identitas_dan_Reputasi
http://www.inc.com/encyclopedia/corporate-image.html