Memahami bahwa keberhasilan perusahaan tidak hanya
tergantung pada mutu produk dan jasanya saja tapi juga pada kepiawaian
membangun citra dari perushaannya. Maka seharusnya setiap perusahaan perlu
mengetahui dan membangun citranya di masyarakat. Definisi citra itu sendiri
menurut beberapa tokoh adalah:
a. Frank
Jefkins, dalam Public Relations
Techniques, mengatakan:
“ The Impressions of an
organizations based on knowledge an experience”. (1994,Hal.321)
b. Donald
K. Robert (Rakhmat,2007,Hal.223), mengatakan:
“Representing the totality of all
information about the world any individual has processed, organized and stored”
Dari pengertian diatas
maka dapat disimpulkan bahwa citra perusahaan adalah karakter perusahaan yang
dibangun untuk memperoleh kesan dari publik, baik internal maupun eksternal.
Bagi publik internal, citra perusahaan dibangun untuk memperoleh persepsi yang
baik tentang perusahaan dan menciptakan loyalitas karyawan. Sedangkan bagi
publik eksternal, citra perusahaan dibangun untuk tujuan agar perusahaan dapat
diterima secara positif di tengah-tengah publiknya. Citra itu sendiri merupakan
sesuatu yang abstrak yang tidak bisa dinilai secara matematis, karena berada
dalam pikiran atau perasaan para konsumen dan publiknya.
Satu
hal yang perlu dipahami berkaitan dengan proses terbentuknya citra perusahaan
adalah adanya persepsi terhadap realitas. Karenanya untuk mendapatkan citra
yang diinginkan oleh manajemen perusahaan, menurut Kotler, ada 3 proses seleksi
ketika mempersepsikan sesuatu, yakni:
a. Selective attention,
dimana seseorang akan mempersepsikan sesuatu berdasarkan perhatiannya. Dalam
hal ini publik relations harus mampu menciptkan informasi sesuai kebutuhan
media masa dan mampu menarik perhatian target audiences.
b. Selective distortion, dimana
ada kecenderungan seseorang untuk memilah-milah informasi berdasarkan
kepentingan pribadinya dan menterjamahkan informasi berdasarkan pola pikir
sebelumnya yang berkaitan dengan informasi tersebut.
c.
Selective
retentions, dimana seseorang akan mudah mengingat
informasi yang diberikan secara berulang-ulang. Maka public relation dalam hal
ini dituntut untuk mampu membuat informasi yang tidak membosankan meskipun
disampaikan berulang-ulang.
1.
Public Relations
Suatu perusahaan sangat memerlukan adanya komunikasi timbal
balik untuk mencapai tujuannya, terjalinnya komunikasi timbal balik tersebut
dapat dilakukan dengan adanya public relations. Artinya menjadi hal yang utama
bagi public relations untuk mampu mengemban fungsi dan tugasnya dalam
melaksanakan hubungan komunikasi ke dalam, yaitu upaya membina hubungan yang
harmonis antara pimpinan manajemen dengan para karyawan, dan antara pimpinan dengan
pemilik perusahaan atau sebaliknya. Begitu juga kemampuannya untuk menjembatani
atau membangun hubungan komunikasi dengan masyarakat luar sebagai publiknya
yang pada akhirnya dapat menentukan sukses atau tidaknya tujuan dan citra yang
hendak dicapai oleh perusahaan.
Diperlukan waktu yang
tidak sedikit untuk membentuk sebuah citra. Citra akan mampu terlihat atau
terbentuk melalui strategi komunikasi yang tepat. Proses pembentukan citra
dimulai dari penerimaan secara fisik (panca indra) masuk ke saringan perhatian
(attention filter) dan dari situ menghasilkan pesan yang dapat dimengerti atau
dilihat (perceived message), yang kemudian berubah menjadi persepsi dan
akhirnya citra (M.Wayne de Lozier, 1976:44)
Strategi Public
Relations hanya dengan menanamkan kepercayaan kepada publik saja tidakl cukup
untuk memperoleh citra positif. Citra positif yang sudah dibangun perlu
dipertahankan dan dimaintain, karena erat kaitannnya dengan reputasi
perusahaan. Begitu kepercayaan publik luntur karena reputasi yang negatif, maka
akan sulit untuk memulihkan kepercayaan tersebut.
Pelaksanaan strategi
yang tepat melalaui program media relations perusahaan dapat meningkatkan
publisitas perusahaan dihadapan stakeholders, dengan menanamkan kepercayaan
serta membangun reputasi positif merupakan cara memperoleh citra positif.
Keberhasilan pekerjaan Public Relations dalam
memperoleh publisitas dapat diperoleh dari hubungan yang harmonis dengan media.
Tidak dapat dipungkiri, bahwa peran media sangat vital dalam publisitas dan
pencitraan dimata publik. Hubungan yang sifatnya simboiosis mutualisme kepada
media perlu dibangun. Media memanfaatkan relasinya dengan Public Relations
untuk memperoleh informasi perusahaan yang up to date, original, dan akurat
serta dapat dipertanggungjawabkan. Hubungan yang saling menguntungkan akan
memiliki dampak positif bagi Public Relations dan media. Melalui media
relations citra positif perusahaan dapat dibangun.
2.
Corporate Social Responsibilty
Setiap
perusahaan harus memiliki komitmen yang kuat terkait dengan corporate social
responsibility. Sedikit saja perusahaan membuat kesalahan, publik akan
bertindak dan mengambil sikap tegas atas kesalahan tersebut. Adanya hubungan
yang baik dengan publik membuat perusahaan lebih aman dalam melakukan aktifitas
perusahaanya. Hubungan dengan publik dapat terjalin baik jika perusahaan mampu
menunjukkan perilakunya yang bertanggungjawab.
Corporate
social responsibility adalah komitmen perusahaan atau dunia bisnis untuk
berkontribusi dalam pembangunan ekonomi yang berkelanjutan dengan memperhatikan
tanggung jawab sosial perusahaan dan menitikberatkan pada keseimbangan antara
perhatian terhadap aspek ekonomis, sosial dan lingkungan.
Contoh Perusahaan:
PT. Kompas Gramedia
Strategi
Public Relation PT. Kompas Gramedia
PT. Kompas Gramedia
mengguakan public relation agar lebih fokus dalam melakukan promosi Bentara
Budaya Jakarta yang bertujuan pada membentuk citra positif perusahaan di mata
masyarakat, menyangkut unsur-unsur citra baik, itikad baik, saling pengertian,
saling mempercayai, saling menghargai dan toleransi dengan melakukan pemeliharaan
organisasi dengan pihak eksternal.
Bantara budaya jakarta
saat ini sedang mempersiapkan strategi untuk membangun citra perusahaan kompas
gramedia dalam bidang seni dan kebudayaan tradisional.
“Saat ini Bentara
Budaya Jakarta akan lebih fokus kepada kesenian dan kebudayaan betawi. Karena
betawi merupakan ciri khas Jakarta. Maka kami akan mengembangkannya agar
membedakan kebudayaan asli yang ada di Jakarta.”
Dengan adanya Bentara
Budaya Jakarta ini publik menilai bahwa PT. Kompas Gramedia peduli dengan seni
dan kebudayaan tradisional, peduli dengan seniman-seniman yang terpinggirkan.
Di beberapa tempat seperti Yogyakarta yang merupaan kota kecil namun banyak seniman
yang terlahir disana. Sehingga Bentara Budaya berusaha membatu mereka dengan
memberikan tempat dan fasilitas yang mereka bisa gunakan untuk pameran atau
workshop dan lainnya
PT. Kompas Gramedia
memiliki citra yang baik di masyarakat sekitar, seperti
contohnya PT. Kompas
Gramedia mendapatkan penghargaan dalam bidang corporate social responsibility
dari walikota jakarta pusat yaitu Bapak Saefullah. Penghargaan tersebut
diberikan kepada PT.Kompas Gramedia karena perusahaan ini dinilai peduli dengan
lingkungan sosial. Sebab Jakarta Pusat memiliki persoalan sosial yang cukup
kompleks, maka walikota jakarta pusat berharap agar program-program corporater
social responsibility yang ada untuk dilanjutkan dan lebih ditingkatkan lagi
inesitas dan dananya
sources: